Berjalan menuju shalat berjamaah di masjid merupakan
salah satu sarana memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hal itu
didasarkan pada firman Allah (lihat kitab Tuhfatu al-Ahwadzi bi Syarhi Jami’
at-Turmudzi, IX/104),
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.
An-Nahl: 97)
Ini
adalah kisah nyata dari daerah Bekasi, Jawa Barat.
Seorang
lelaki bernama Haris (ketika ditanyai tidak mau memakai nama aslinya – Red.)
adalah dahulunya seorang pemuda yang jarang sekali sholat berjamaah
di masjid. Ia ke masjid hanya untuk sholat Jumat atau sholat di Hari Raya
Islam. Malah dia dulu hidup identik dengan julukan ‘Playboy’. Setiap tahun dia
gonta-ganti pacar. Dia juga dahulu bermain musik (drummer). Tidak pula
memperhatikan sunah Rasul. Padahal dia adalah anak Pak Haji dan Ketua Dewan
Kemakmuran Masjid di perumahannya. Baru ketika dia kuliah, hidayah Allah
menggiringnya untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah di masjid kampusnya. Setelah
selesai sholat, ada tausiah yang didengar Haris. Pemberi tausiyah itu
menyebutkan hadits Rasulullah
SAW: “Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat
Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di
dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (Shahih Muslim, V/160). Sejak saat
itulah Haris mulai memikirkan apa yang sebenarnya terkandung di dalamnya
sampai-sampai Rasulullah bersabda manusia akan mendatanginya meskipun dengan
merangkak. Haris pun mulai melaksanakan sholat Isya berjamaah di masjid malam
harinya, dan dilanjutkan dengan Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya untuk
mencoba merasakan apa yang sebenarnya dimaksud Nabi.
Selalu
Lolos dari Kecelakaan
Haris saat itu masih kuliah di jurusan Sastra Inggris.
Setiap kali setelah dia pulang kuliah, dia mengajar les privat bahasa Inggris
baik ke anak-anak kecil maupun orang dewasa. Hampir lulus kuliah S1, dia sudah
ditawarkan pekerjaan lewat telepon oleh sebuah perusahaan media untuk menjadi
reporter. Haris mulai merenungkan apakah ini yang dimaksud manfaat dari sholat
Isya dan Subuh berjamaah di masjid, rezeki begitu mudah diraih tanpa
susah-susah melamar sedangkan banyak temannya yang melamar ke mana-mana tapi
tidak diterima. Akhirnya Haris lulus kuliah dan sempat menjadi wartawan di
perusahaan tersebut. Tetapi pekerjaan menjadi reporter sangat tidak mengenal
waktu. Hari Sabtu dan Minggu harus siap-siap dipanggil kerja. Pulang selalu
malam. Haris jadi jarang sholat Isya di masjid. Subuh-subuh harus sudah
berangkat ke kantor kalau tidak mau telat. Sejak itu pula dia mulai
meninggalkan kebiasaannya mendengarkan dan bermain musik, berpacaran, dsb.
Semuanya begitu melelahkan dan tidak cocok untuk jiwa Haris yang terbiasa
mengajar. Kalau sudah kelelahan, dia sering mengantuk di motor. Beruntung Allah
saat itu masih menjaganya walau Haris mulai labil dalam melaksanakan sholat
berjamaah di masjid karena pekerjaannya itu. Allah sedang mengujinya. Harris
pun keluar kerja agar tidak terlalu lelah, bisa berjamaah di masjid, dan
berniat memulai usaha sendiri. Baru mau memulai usaha, lagi-lagi Allah sudah
menjamin rizkinya sebelum dia berdagang. Dia mendapat order menerjemahkan buku
luar negeri dari sebuah penerbit yang hasilnya bisa membuat dia bertahan
beberapa bulan sampai dia mendapat pekerjaaan tetap lainnya. Bekerja dari rumah
membuat Haris makin rajin sholat berjamah di masjid. Dia mulai merasakan
perubahan ke arah yang lebih baik dibanding dengan ketika dulu ia jarang sholat
berjamaah di masjid.
Ditinggikan
Derajatnya oleh Allah
Allah
memuliakan orang yang mendatangi masjid. “Barangsiapa berwudhu di rumahnya kemudian dia mendatangi masjid, maka
dia sebagai orang yang mengunjungi Allah, dan merupakan kewajiban bagi yang
dikunjungi untuk memuliakan pengunjung-Nya.” (HR. Thabrani, VI/253, nomor 6139 dan
6145). Haris tetap sabar dan tekun terhadap terjemahannya. Malah dia berpikir
dan bersyukur masih diberi rezeki dan anugerah menerjemahkan buku seperti itu.
Berkat kesabaran dan rasa syukurnya, Allah kembali memberinya pekerjaan tetap
dalam waktu dekat. Kali ini dia bekerja sebagai guru di sebuah sekolah
internasional, sebagai guru Bahasa Inggris. Lokasi kerja Haris cukup jauh dari
rumahnya. Tapi dia menjalankannya dengan senang dan semangat, karena cocok
dengan jiwanya. Dia juga masih bisa menjalankan sholat Isya dan Subuh berjamaah
di masjid. Haris mulai merasakan inilah yang dimaksud Allah lewat sabda Nabi
tadi. Banyak manfaat yang terkandung di dalam sholat Isya dan Subuh berjamaah
di masjid: Bagi Haris, mendapat royalti pahala karena mengajarkan ilmu-ilmunya
adalah suatu balasan dari Allah yang sangat baik. Meskipun bekerja dengan
senang hati dan penuh semangat, tidak berarti Haris tidak pernah kelelahan.
Karena lokasinya yang jauh, setiap kali pulang kerja Haris lagi-lagi selalu
mengantuk di motor. Sudah lebih dari tiga kali dia hampir mengalami kecelakaan
motor. "Dan (dirikanlah pula solat Subuh). Sesungguhnya solat Subuh itu
disaksikan (oleh malaikat)". (QS Al Isra: 78 ). Dia
bercerita, kala itu, karena tertidur di motor, dia hampir menabrak pembatas
antara jalan raya biasa dan jalur mau masuk ke tol. Beruntung Allah mengirimkan
malaikat-Nya untuk membelokkan motornya ke jalan yang benar. Di waktu lain, dia
juga pernah mengendarai motor sambil tidur dan mengarahkan motornya ke arah
yang berlawanan. Untung kendaraan yang berlawanan tidak menabraknya dan Allah
segera membangunkannya. “… Dan seseorang yang berangkat ke masjid, dia akan selalu berada dalam
jaminan Allah sehingga Dia mewafatkannya lalu memasukannya ke surga atau menyerahkan kepadanya pahala dan ghanimah yang diperolehnya. …” (Shahih Sunan Abi Dawud, II/473). Kisah
lainnya yang masih dia ingat adalah ketika dia tidak mengantuk, tapi dia malah
ditabrak dari samping oleh pengendara motor yang arogan. Allah menjamin
keselamatannya karena Haris melakukan sholat Subuh berjamaah di masjid pada
hari itu. Dia tidak terjatuh sedikit pun melainkan penabraknya yang luka-luka.
Dari
Jundab bin Abdullah ra., dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengerjakan sholat subuh, maka
dia akan selalu berada dalam jaminan Allah." (Syarhu an-Nawawi 'alaa Shahih Muslim,
V/164). Sekarang Haris sudah menjadi Wakil Kepala Sekolah di tempatnya bekerja.
Saat Haris ditawarkan posisi menjadi Wakil Kepala Sekolah, umur Haris saat itu
baru 24 tahun dan dia baru bekerja di situ dua tahun! Maha Besar Allah lagi
Maha Penyayang.
Mari
kita semua berdoa agar diberi hidayah oleh-Nya, diberi rizki dari-Nya, diberi
kemudahan untuk melangkahkan kaki ke masjid, dan bisa mengajak orang lain untuk
melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Nabi Nuh tidak mampu memberikan petunjuk kepada putranya, Kan’am; Ibrahim tidak
kuasa memberikan hidayah dalam hati ayahnya; dan Rasulullah tidak sanggup
memberikan hidayah kepada pamannya, Abu Thalib. Maka tugas kita semua adalah
memohon petunjuk kepada Allah. Dia berfirman, “Maka mintalah hidayah kepada-Ku,
niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.” Siapa saja yang meminta hidayah
kepada Allah, Dia akan memberinya hidayah. Hidayah ini meliputi hidayah ilmu dan
hidayah taufik. Berapa banyak waktu terbuang untuk bermain di depan komputer?
Sedangkan kita sulit sekali meluangkan waktu beberapa menit saja untuk
melangkahkan kaki ke masjid padahal melangkahkan kaki ke masjid satu langkahnya
menghapus dosa dan langkah lainnya mengangkat derajat.
“Tidaklah
seseorang bersuci lalu dia melakukannya dengan sebaik-baiknya kemudian dia
berangkat menuju ke salah satu masjid melainkan Allah telah menetapkan baginya
kebaikan bagi setiap langkah yang diayunkannya, dengannya Dia akan meninggikan
dirinya satu derajat, serta menghapuskan darinya satu kesalahan…” (HR.
Muslim, nomor 654). Silakan dicopy-paste atau disebarluaskan. Mari kita buat
artikel menginspirasi ini membuat orang-orang tergerak hatinya dan banyak orang
mau sholat berjamaah di masjid.
Sumber : iloveALLAH indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar